Enak dan Nyaman Menjadi Kunci Tinutuan Godbless Tetap Eksis Dari Tahun 1980an

oleh -624 views
oleh

Manado,Infosulut.id – Pertahankan cita rasa, rumah makan sederhana Tinutuan Godbless yang berdiri sejak 1980an tetap eksis bersaing dengan kuliner moderen, Sabtu (06/12/2025)

Selain kekayaan alamnya yang luar biasa, Sulawesi Utara juga terkenal dengan salah satu makanan khasnya yakni Tinutuan, makanan yang akrab disapa sebagai bubur dari Bumi Nyiur Melambai tersebut dapat dengan mudah dijumpai dibelahan Kota Manado, Kabupaten Minahasa dan sekitarnya .

Berbeda dengan rumah makan, restoran dan tempat berjualan lainnya yang menawarkan suasana moderen, kali ini kita bergeser ke arah perbatasan kabupaten Minahasa dan Kota Manado, yang dimana ada salah satu rumah makan sederhana yang menjual Tinutuan dan Mie Cakalang dan tetap konsisten mempertahankan rasa sejak generasi pertama tahun 1980an .

Adapun, Dua orang pelanggan Ariel dan Lya yang diwawancarai langsung pada saat sedang menyantap hidangan Tinutuan mengungkapkan, cita rasa yang khas membuat mereka tetap datang dan makan di rumah makan tersebut .

”Rasanya enak, suasana disini juga nyaman,” ungkap Ariel dan Lya.

Tak sampai disitu, Ariel dan Lya juga membeberkan bahwa mereka sudah cukup lama berlangganan di rumah makan tersebut .

Disamping itu, tempat yang strategis membuat orang tidak lupa akan lokasi rumah makan itu, karena tidak jauh dari tugu perbatasan Kota Manado dan Kabupaten Minahasa, tepatnya di depan Gereja GMIM Yobel Winangun Atas, samping jalan raya Manado – Tomohon.

Ditempat yang sama, Felma Brael selaku pemilik yang juga generasi kedua dari rumah makan tersebut menuturkan, rumah makan Tinutuan itu awalnya dikelolah oleh orangtuanya.

”Kalo berjualan sudah sejak tahun 1980, yang memulainya adalah ibu saya, Almarhum Nely Kansil, semua orang di Winangun sudah tahu jika dibilang Tinutuan ibu Nely, pasti semua orang disini tau,”jelas Felma .

Kembali, Felma melanjutkan narasinya mengenai harga yang dipatok untuk menikmati sepiring Tinutuan berkisar Rp.10.000 Ribu sampai dengan Rp. 15.000 jika mau menggunakan gorengan .

”Biasanya setiap jualan bisa menghabiskan 40 porsi dalam sehari, dengan omset mencapai Rp.500.000 Ribuan/hari,” pungkas Felma .

Peliput : Candle Rogaga