BI Sulut : Ini Upaya Dalam Pengendalian Inflasi

oleh -23 views
oleh

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulut, Joko Supratikto.(Foto:Ist).

Bitung, Infosulut.id – Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulut, Joko Supratikto menyampaikan, BI sulut terus menyampaikan perkembangan harga serta melakukan upaya pengendalian Inflasi bekerjasama dengan Kabupaten dan Kota.

Hal tersebut dikatakannya saat menghadiri kegiatan High Level Meetimg (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Bitung pada Rabu (10/09/2025).

“Perkembangan inflasi Sulawesi Utara yang pada bulan Agustus 2025 mencatatkan deflasi sebesar 1,11% (mtm). Deflasi terutama didorong oleh panen raya tomat yang terjadi di Minahasa dan Minahasa Tenggara, serta cabai rawit di Bolaang Mongondow Utara dan Provinsi Gorontalo,”kata dia.

Lanjut Joko Supratikto, harga daging babi juga menurun seiring normalisasi pasokan dari pedagang dan peternak. Meskipun terjadi deflasi, jika ditarik data yang lebih panjang, inflasi bulanan di Sulut relatif lebih bergejolak, dengan tingkat volatilitas sebesar 0,87%, lebih tinggi dibandingkan volatilitas inflasi bulanan Nasional yang sebesar 0,54%.

“Kondisi ini perlu diantisipasi secara serius karena gejolak kenaikan harga yang terlalu tinggi akan membebani konsumen, sedangkan penurunan harga yang terlalu dalam dapat merugikan petani dan produsen,”jelasnya.

Untuk itu katanya, pengendalian inflasi membutuhkan kolaborasi menyeluruh.

“Stabilitas harga pangan adalah kunci untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, sinergi antar daerah, penguatan kapasitas produksi lokal, serta kelancaran distribusi harus terus kita perkuat,” ujarnya.

Selain KAD, beliau juga menekankan pentingnya Program Petani Unggulan Sulawesi Utara (PATUA) sebagai salah satu inisiatif untuk memperkuat ketahanan pangan. Hingga tahun 2025, terdapat 85 kelompok tani PATUA di Sulut,

”Kolaborasi adalah kunci. Tidak ada satu pihak pun yang mampu mengendalikan inflasi sendirian. Hanya dengan gotong royong kita bisa menjaga keterjangkauan harga, menjamin pasokan yang merata, serta memperkuat ketahanan pangan lokal” tuturnya.

Dia pun menegaskan pentingnya sinergi antar lembaga dalam menjaga stabilitas harga melalui distribusi, logistik, dan komunikasi dengan masyarakat. Dengan langkah sistematis, inflasi Sulut diharapkan tetap dalam sasaran nasional 2,5% ± 1%. (Kifli).