BI Sulut dan Poktan Tumendang Panen Cabai dan Tomat di Sangihe Guna Menjaga Ketahanan Pangan

oleh -21 views

Sangihe, Infosulut.id – Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Utara dan kelompok tani (poktan) Tumendang II, Kelurahan Mahena, Kecamatan Tahuna, Kabupaten Sangihe melakukan panen perdana cabai rawit dan tomat, pada Kamis (19/4/2024).

Kegiatan ini sebagai upaya BI untuk mendukung ketahanan pangan dan peningkatan produksi komoditas pertanian lokal,

Kegiatan panen ini dihadiri Kepala Perwakilan Bank Indonesia (Kpw BI) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Andry Prasmuko, yang didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sangihe, Franki Nantingkaseh.

Panen perdana ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan strategis yang disampaikan dalam kegiatan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) yang berlangsung di Ballroom Tahuna Beach Hotel and Resort, pada Rabu (18/9/2024).

Melalui pertemuan tersebut, ditegaskan pentingnya peningkatan produksi komoditas pertanian lokal, terutama cabai rawit dan tomat, sebagai salah satu langkah konkret dalam menjaga stabilitas harga dan pengendalian inflasi khususnya di wilayah perbatasan seperti Kabupaten Sangihe.

“Kegiatan panen perdana ini bukan hanya pencapaian penting bagi Kelompok Tani Tumendang II, tetapi juga merupakan bentuk implementasi nyata dari hasil diskusi di HLM TPID dan TP2DD kemarin,” ungkap Prasmuko.

Ia juga mengapresiasi keseriusan petani yang juga mulai menanam hortikultura.

“Petani di Sangihe sekarang hebat, sudah lengkap bukan hanya fokus ke perkebunan tapi juga mulai nanam hortikultura, ini patut di apresiasi dan kami akan terus berkomitmen mendukung pertanian lokal seperti ini,” lanjutnya.

Selain menghadiri panen perdana, BI Sulut juga memperkenalkan inovasi dalam praktik pertanian berkelanjutan. Untuk meminimalisir ketergantungan pada pupuk kimia yang harganya semakin tinggi, BI memberikan bantuan teknis (bantek) berupa pelatihan pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan maggot atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF).

Pelatihan ini diberikan kepada anggota kelompok tani cabai rawit Tumendang II dan juga Barokah dengan tujuan untuk membantu petani memproduksi pupuk organik yang lebih murah dan ramah lingkungan.

“Selain mendukung pengendalian inflasi, kami juga fokus pada keberlanjutan sektor pertanian. Dengan memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik berbasis maggot, kami berharap petani dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang semakin mahal dan sulit didapat, sekaligus membantu menjaga kesehatan lahan dan lingkungan,” sebut Prasmuko.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sangihe juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dengan berbagai pihak salah satunya dengan Bank Indonesia dalam memperkuat sektor pertanian lokal.

“Kolaborasi untuk peningkatan produksi pangan lokal sangat penting dilakukan di Sangihe. Kami berupaya terus untuk menjalin kemitraan dengan berbagai pihak seperti dengan lembaga kemasyarakatan, lembaga keagamaan hingga saat ini kita menjalin kolaborasi dengan Bank Indonesia.

Kami yakin dengan kolaborasi cita-cita kita bersama yaitu kemandirian pangan dapat lebih mudah terwujud. Kami juga terus mengajak seluruh pihak untuk bersama mendukung program mari’e mesuang, sebuah ajakan untuk menanam khususnya komoditas pangan sehingga Sangihe tidak tergantung dengan daerah lain” ucapnya.

Kelompok Tani Tumendang II adalah sebuah pilot project budidaya pertanian hortikultura yang menjadi mitra BI dan juga Pemda dalam program ketahanan pangan di Kabupaten Sangihe. Dengan bantuan pelatihan dan pendampingan teknis dari Dinas Pertanian dan Bank Indonesia, kelompok ini berhasil mengoptimalkan lahan untuk menghasilkan cabai rawit maupun tomat yang berkualitas.

Andry menambahkan “Kami berharap ilmu dari keberhasilan panen ini dapat direplikasi ke kelompok tani lain sehingga produksi cabai rawit dan tomat di Kabupaten Sangihe ini akan terus meningkat, yang pada akhirnya dapat mendukung pengendalian inflasi daerah serta meningkatkan kesejahteraan petani lokal,” ucapnya.

Acara ini diakhiri dengan pemetikan cabai secara simbolis oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sangihe, serta diskusi langsung bersama para petani mengenai upaya berkelanjutan untuk meningkatkan serta memperluas produksi pertanian di Kabupaten Sangihe.(Kifli).