AJI Manado Diskusi Bersama Komunitas Satu Hati Sulut Mengangkat Soal SOGIESC

oleh -145 views

Foto komunitas Satu Hati Sulut bersama AJI Manado usai diskusi di sekretariat AJI Manado (foto ajimanado)

Manado, Infosulut.id – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Manado melaksanakan diskusi bersama Komunitas Satu Hati Sulawesi Utara (Sulut) terkait SOGIESC atau Sex Orientation, Gender Identity and Expression, and Sex Characteristic.

Diskusi yang dilaksanakan di sekretariat AJI Manado merupakan program Media Visit dari Satu Hati Sulut, Selasa (31/5/2022).

Tujuannya adalah guna menggalang dukungan media untuk inisiatif advokasi legislasi anti diskriminasi. Termasuk untuk menyatukan persepsi bersama dengan Jurnalis tentang keberagaman gender dan seksualitas.

“Terkait kebebasan berekspresi di Sulut, sikap pemerintah serta sejumlah masyarakat belum sepenuhnya menerima kehadiran komunitas gender dan seksualitas,” kata Tiara, perwakilan dari Satu Hati Sulut.

Sehingga dikatakannya bahwa bisa dikatakan mereka sudah diterima atau belum. Karena tidak pernah disampaikan secara langsung.

“Kalau individu, ada yang terima ada juga yang tidak,” ungkap Tiara yang merupakan seorang Transpuan.

Sementara Lee Yan menambahkan bahwa untuk diterima ditengah masyarakat, sejumlah upaya telah dilakukan Satu Hati Sulut.

“Kami melakukan berbagi pemahaman dengan pemerintah dan aparat keamanan. Sekaligus memberikan advokasi kepada kawan-kawan yang menjadi korban kriminalisasi,” ujar Lee.

Dirinya pun berharap kepada Jurnalis dan kalangan media jika ada terjadinya kasus pidana, baik menjadi korban maupun pelaku dari kelompok minoritas gender dan seksualitas. Kiranya dapat mengangkat persoalan yang menjadi kejadian itu.

Bukan mengangkat dan seakan membesarkan terkait identitas gender dan orientasi seksual mereka.

“Persoalan keberagaman termasuk soal SOGIESC di AJI sudah tuntas. Karena itu merupakan bagian dari visi misi AJI yakni terkait kelompok minoritas, marginal serta isu Hak Asasi Manusia (HAM),” tegas Ketua AJI Manado, Fransiskus Talokon.

Bahkan menurutnya, dalam proses anggota baru, setiap orang yang tidak sepaham dengan visi misi AJI maka dipastikan tak akan diterima dan melanjutkan dalam tahapan perekrutan selanjutnya.

Sedangkan anggota AJI Manado yang nantinya kedapatan melakukan pelanggaran Kode Etik soal keberagaman. Maka akan ada tindakan dari Majelis Etik untuk nantinya melahirkan sebuah rekomendasi kepada pengurus.

Dirinya pun berharap diskusi itu menjadi sebuah langkah awal dalam membahas berbagai isu – isu keberagaman dengan Komunitas Satu Hati Sulut. Termasuk dengan komunitas maupun kelompok minoritas lainnya.

Ketua Majelis Etik AJI Manado Yoseph Ikanubun menambahkan bahwa komunikasi yang terbuka antara kelompok minoritas gender dan seksualitas dengan para jurnalis sangat penting.

Karena selama ini Jurnalis kesulitan mendapatkan klarifikasi atau pernyataan dari kelompok minoritas jika ada sebuah kejadian. Sehingga berita yang dihasilkan hanya sepihak dan tidak berimbang.

“Perlu ada seseorang yang tampil untuk memberikan pendapat bila dibutuhkan media. Supaya berita yang dihasilkan berimbang serta tidak mengdeskreditkan individu atau kelompok minoritas gender dan seksualitas,” pungkas Ikanubun yang juga salah satu Ahli Pers di Sulut.

Ikut hadir dalam diskusi sejumlah pengurus dan anggota AJI Manado, perwakilan LBH Manado diantaranya Satriyano Pangkey, Pascal David Wungkana serta Sukardi Lumalente.(Kifli).