Wisata mangrove Enemawira di Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten Sangihe Provinsi Sulut,(Gambar: Julkifli Madina).
Sangihe, infosulut.id – Wisata mangrove Enemawira bisa ditempuh dalam waktu Ā± 1 Jam dari Pusat kota Tahuna, wisata yang ditawarkan adalah wisata alam berupa ekosistem mangrove yang menjadi habitat biota-biota laut yang ada dipesisir pantai Tabukan Utara.
Sebagai tempat wisata alam baru bagi warga Sangihe khususnya di Kecamatan Tabukan Utara, tempat ini menjadi salah satu pilihan warga berwisata mengelilingi pohon mangrove yang berdiri berjejer nan rapih.
Kalau ingin melihat lebih dalam pohon mangrove, para wisatawan bisa menaiki rakit yang telah disediakan untuk berkeliling.
“Saya senang berada di tempat wisata mangrove ini karena bisa berjalan diatas jembatan dengan mengelilingi mangrove,” Jelas Nuraini Pinontoan Senin (09/11).
Wisatawan dari Manado ini mengungkapkan, protokol kesehatan Covid-19 ditempat wisata ini sangatlah baik dimana sebelum masuk diwajibkan mencuci tangan, menjaga jarak dan wajib memakai masker.
“Kami sangat aman berwisata ditempat ini karena kesehatan para pengunjung berwisata sangat terjamin,” Ungkap Nuraini.
Lanjut dia, melihat lebih dekat pohon mangrove sangatlah senang karena bisa lebih jauh mengenal funggsi dan manfaat dari pohon bakau mangrove ini.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Daerah Kabupaten Sangihe diwakili Kepala Bidang Destinasi Dan Industri Pariwisata, Ulisye Samalari mengatakan, semua tempat wisata baik yang lama maupun yamg baru dibuka telah diwajibkan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
“Pemerintah sudah mengedukasi kepada para pengelola tempat wisata agar menerapkan 3M baik mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker,” Jelas Ulisye.
Ditambahkannya, Pemerintah terus mengimbau kepada pengelola wisata agar mengurangi jumlah kunjungan dan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
“Belum lama ini telah dilatih tatakelola pariwisata dengan menghadirkan para kepala desa dan perangkat kampung,”katanya.
Lanjutnya, penerapan protokol kesehatan akan menjadi budaya masyarakat Sangihe nantinya.
Diketahui, Seperti terumbu karang, hutan bakau atau mangrove merupakan ekosistem yang sangat produktif yang menyediakan banyak manfaat untuk lingkungan maupun manusia. Hutan bakau, padang lamun, dan terumbu karang berfungsi sebagai sistem tunggal yang menjaga zona pesisir agar tetap sehat.
MangroveĀ atau hutan bakau menyediakan habitat penting bagi ribuan spesies, sekaligus menstabilkan garis pantai, mencegah erosi dan melindungi tanah -termasuk manusia yang tinggal di sekitarnya- dari gelombang besar maupun badai.
Hutan bakau, padang lamun, dan terumbu karang sering ditemukan bersama. Tiga unsur ini memang bekerja bersama-sama. Pohon-pohon menjebak endapan dan polutan yang seharusnya mengalir ke laut. Rumput lamun memberikan penghalang lebih lanjut untuk lumpur yang bisa membekap karang.
Sebagai imbalannya, terumbu karang melindungi padang lamun dan hutan bakau dari gelombang laut yang kuat. Tanpa bakau, ekosistem yang sangat produktif ini akan runtuh. Hal itulah menjadikan hutan bakau sebagai dasar dari ekosistem pesisir.
Hutan bakau menyediakan habitat bagi ribuan spesies di semua tingkat jaring makanan laut dan hutan, dari bakteri, teritip (siput kecil), bahkan hingga harimau Bengal. Pohon-pohon itu melindungi berbagai jenis serangga dan hewan-hewan kecil lainnya.
Mangrove juga menarik burung-burung untuk berlindung di dahan bakau yang lebat. Hutan-hutan ini adalah tempat bersarang dan tempat peristirahatan utama bagi ratusan burung pantai dan spesies burung yang bermigrasi, termasuk kingfisher, bangau, atau kuntul.
Penulis : Julkifli Madina